Satu permata yang masih ada

Waktu denger kabar akan perihal ditinggalkan, kita sebagai manusia berharap untuk datangnya kemukjizatan ya?

"tuhan, apa gabisa dihidupkan?"
"apa cuma sampai sini aja, kan masih banyak mimpi yang kita inginkan. Apa gak bisa diberi kesempatan untuk dilakukan?"
"setelah ini, aku akan berjalan seperti apa? Melihat kanan kiri, belakang atau depan. Apa ada yang bisa membantu, ternyata buntu?"
"setelah ini, aku akan hidup bagaimana. Besok akan seperti apa hari kulalui tanpa ada beliau disisi?"
"berharap dokter melanjuti, setelah kata pergi. Tapi nyatanya, malah menutupi dengan kain kafan"

Aku hanya mengingat semua bisikan yang bising di kepala, kenangan yang tidak pernah bisa direnggut oleh masa sekalipun sang waktu yang bergerak maju kedepan untuk membiarkan dunia nya terus berjalan. 

Ya, ruangan itu menjadi sesak diisi doa-doa dan pengharapan yang masih ada. Bayangkan, sudah ditetapkan tiada. Tapi, masih jejeritan untuk datangnya keajaiban. Mungkin rumah sakit akan kalah dengan rumah ibadah, karena di tempat ini doa terjuntai sangat tinggi, dan pengharapan begitu jauh tercipta disini. Semua yang ada, mengharapkan kesembuhan dan cepat pulang untuk bisa kembali dipersatukan. 

Tidak tahu, apa yang harus dilakukan dengan secepat ini. Tidak ada kata yang sempat terwakilkan hanya kenangan yang terukir jelas di relung ingatan. Bila ditinggal tiada, akan tau rasanya. 

Jadi, untuk satu permata yang masih ada, akan ku dekap baik, mengistimewakannya lebih dari diri sendiri. Untuk waktu yang baik dan semesta yang tidak pernah ingkar janji, kumohon berilah banyak kesempatan yang dulu sempat hilang agar bisa terwujudkan. 



Posting Komentar

0 Komentar