diluar kendali

 


Kalau berpikir hari besok itu diluar kendali kecoa, maka perihal waktu yang cepat dan tepat itu juga diluar kendali manusia ya?


Di bulan Agustus,

Aku sudah melalui lebih dari 3 minggu di bulan Agustus yang terasa begitu lama, seperti tidak berjalan, lamban dengan perubahaan. Aku tidak suka bagaimana 24 hari ini berperan terlalu lama, menjelma bak kura-kura, memainkan peran yang hanya itu-itu saja. Jelas. Aku mau melalui hari dan menjadi secepat kilat yang berlalu sangat cepat. Aku mau juga seperti paket yang dikirim dengan kecepatan ekspress, agar cepat sampai ke tujuan. Tapi, tahun ini memang berbeda, aku memilih untuk membiarkan peran yang itu-itu saja dimainkan dengan mengikuti alur yang semestinya. Sebab aku sedang tidak baik-baik saja.

“Gini ya rasanya jadi orang sakit.  Kapan sih waktu yang tepat itu berpihak? Kapan waktu yang baik itu jadi berbiak?” Aku terfokus pada hewan yang dari tadi bergerak kesana kemari, mampu membuat tubuh bergedik ngeri, sehingga menjauhkan diri, pelan-pelan. Apalagi, kalau bukan kecoa. Serangga paling menakutkan.

Berada di dalam lingkaran dengan keadaan yang isinya itu-itu saja. Ternyata membosankan. Karena kalau berputar di lingkaran yang gak menyenangkan, jawaban susah dan sesak akan berteriak paling lantang, menyerukan seruan ingin keluar dengan kencang. Aku muak untuk berlama-lama bertahan di dalam sini. Pusing kalau dipikirin, jadi pusing lagi kalau aku terus ngerengek dan minta cepat, tapi tuhan belum mengijinkan yang tepat.

“Iya betul katamu, Tuhan belum mengijinkan dalam waktu cepat, melainkan karena Tuhan sedang mempersiapkan yang tepat. Pekara sakit tidak ada yang mau menginginkan, hanya saja jawaban sembuh itu diluar rencana kamu. Kita tidak ada yang tau maksud dan tujuan dari apa yang kita jalani. Tapi tuhan pasti punya rencana nya sendiri yang gak habis kita pahami” Dia berkata padaku, berusaha membaca isi pikiranku, memecah lamunanku, sehingga fokusku kini, berada pada orang disampingku.  

“Iya, tapi susah” Aku terus menggerutu kepadanya,

“Karena kamu berpikir hari ini bahkan besok, akan sulit untuk kamu lalui. Kamu lari dan menutup mata dari apa yang belum terjadi. Iya aku tidak bisa menyalahkan, pasti kamu ingin semuanya nampak cepat. Cepat pulih, cepat sembuh, cepat kembali dan kalau bisa jangan ada di keadaan kayak gini. Tapi kamu lupa, bahwa ternyata ada yang lebih penting, yaitu, kamu harus berusaha menghadapi hari, satu per satu”

“Maksudmu gimana?” Sahutku. Merubah arah posisi dudukku, sehingga kami saling bertatapan.

“Gini, kamu paling tidak suka serangga seperti kecoa, kamu selalu takut atau bahkan marah dan menghukum mereka, padahal dia hanya diam atau berada di sudut pojokan. Kamu pernah mikir, gini nggak. Kecoa mungkin saja nggak selalu menyukai dirinya menjadi kecoa? Ada kalanya mereka juga ingin disukai, atau bahkan ketika mereka lewat tidak menimbulkan kepanikan. Kamu menutup mata dari apa yang belum terjadi. Mereka ingin hidup seperti yang lain. Iya mereka juga ingin kondisi segera berlalu. Mungkin saja mereka tidak ingin menjadi kecoa, sebab selalu berada di hari-hari yang menegangkan sampai membuat orang kelewat ketakutan. Kalau pikiran kecoa seperti itu, mungkin saja kamu tidak akan menemukan kecoa lagi di penglihatan. Tapi kalau kecoa memikirkan hari yang belum terjadi, itu buat apa? karena kan itu diluar kemampuan, bikin sengsara dan derita saja bukan?”

Entah mengapa, seperti ada perasaan lega, setiap kali bercerita dan mendengar ucapannya hingga selesai.

“Berarti maksudmu, kalau berpikir hari besok itu diluar kendali kecoa, maka perihal waktu yang cepat dan tepat itu juga diluar kendali manusia ya, perihal sembuh dan sakit itu juga diluar kendali?” Aku melihat wajahnya, dan ia tersenyum disertai anggukan, lalu aku melanjuti ucapanku “Kita di hari ini, hanya bisa berusaha melakukan hal baik yang kita bisa, dan percaya bahwa Tuhan punya ketetapan beserta rencana yang menakjubkan, jadi” Putusku, dan ia menyambungnya

“Lakukan hari besok, tanpa pusingin apa-apa, tanpa pusing harus atur sana sini, tanpa pusing akan terjadinya seperti apa, tanpa pusing bagaimana skenario tuhan melakukan rencananya yang kadang suka diluar dugaan. Yang terpenting sekarang, kamu berusaha untuk jaga kesehatan, karena itu lebih penting dari segala hal penting yang harus kamu utamakan”

Seseorang yang membersamaiku sekarang, menjadi sering kelihatan, ia tiba-tiba saja datang tanpa diminta dan itu dilakukan setiap kali kita berpapasan.

 

 

Posting Komentar

0 Komentar