Kala

 

Saya menulis ini di awal bulan maret. Merekam hal yang terjadi sepenuhnya sebelum kala itu terjadi. Keadaan disini masih sama seperti bulan2 pada umumnya. Hanya yang membedakan, keajaiban itu mulai tercipta disini!

Entah kenapa saya merasa sebebas seperti sekarang ini, mengenal kembali diri sendiri, mengatur ulang mimpi. Menyentuh kembali blog yang sempat terlupakan sejenak kala pikiran masih terus bersarang. Maklum namanya juga manusia 

Aku ingin cerita karena selain takut lupa, juga ingin mengutarakan hal yang terjadi kemarin-marin tentang isi kepala yang selalu saja memprovokasi keinginan untuk dituliskan.

Sempat frustasi karena awal Januari, harus resign dari kerjaan. Bisa dibayangkan, kondisi lagi pandemi, harus berhenti pula. Bahkan, ibu sepertinya bosan mendengar omongan saya yang selalu bilang "kapan ya bu aku kerjanya?" terus dengan sabar nya pasti dijawab "sebentar lagi, udah sekarang istirahat dulu aja" Anak jaman sekarang, raga istirahat namun tidak untuk pikiran. Kalang kabut lah, pikiran pada saat itu

Awal Februari anak murid saya nambah satu. Allhamdulillah, panggilan2 itupun mulai menandakan keberadannya. Ya, akhirnya pertengahan Februari saya sudah punya kerjaan. Pekerjaan kali ini lumayan ekstra, karena jelas ini bukan comfort zone saya. Saya harus belajar dua kali bahkan berkali-kali untuk mengerti. Ya pepatah dulu itu benar, namanya juga hidup. Kalau mau sukses ya harus berjuang berkali-kali.

Jam tidur yang mulai sempit akan keberadaan ruangnya, jam istirahat yang harus diam-diam mundur dan tergantikan. Tapi tak apa "masih muda, kemauannya yang super banyak. Selagi bisa, ya mari lakukan" itu batinnya. Kamu tau? Ambisi kuat yang selalu menang dibanding mengakui kepemilikan akan perasaan diri sendiri. Ya, itulah manusia. Selalu yakin bisa, yakin kuat. Eh taunya pas dicoba semua, malah ambruk. Hadeeuh 

Tapi, gapapa saya senang melakukannya. 

Posting Komentar

0 Komentar